5 Bahaya Bermain Call of Duty: Mobile, Jadi Inspirasi Teroris?
Kalau kamu membaca berita beberapa hari yang lalu, ada laporan ratusan anak masuk ke Rumah Sakit Jiwa di Jawa Barat karena kecanduan bermain game.
Tidak disebutkan game online apa saja yang dimainkan oleh anak-anak tersebut, akan tetapi bisa jadi game Call of Duty: Mobile (CoD: Mobile) menjadi salah satunya.
Apalagi, waralaba game Call of Duty memiliki sejarah yang cukup kelam, sehingga bukan tidak mungkin bahaya-bahayanya tengah mengintai kita!
Bahaya Game Call of Duty: Mobile
Sebagai game bergenre first person shooter (FPS), game CoD: Mobile memang sangat menarik untuk dimainkan.
Apalagi, game ini merupakan game online sehingga kita bisa bermain bersama teman-teman kita. Banyak yang membandingkan keseruannya dengan game PUBG Mobile.
Akan tetapi, ternyata game-game CoD sebelumnya memiliki beberapa bahaya yang juga berpotensi terjadi di versi mobile-nya ini!
Jika kita kecanduan main game ini hingga mengabaikan hal lain, bisa saja bahaya di bawah ini juga terjadi di sekitar kita. Dilansir dari berbagai sumber, inilah daftarnya!
1. Menumpulkan Empati
Sumber foto: Hindustan Times
Sebuah studi dilakukan oleh Social Affective and Cognitive Neuroscience menunjukkan game memiliki beberapa dampak negatif untuk otak dan emosi pemainnya.
Mereka menggunakan beberapa pemain game sebagai bahan penelitian. Selama proses, mereka melacak gelombang otak para peserta dengan menggunakan electroencephalography (EEG).
Hasil studi menunjukkan bahwa game yang penuh kekerasan seperti Call of Duty menghambat kemampuan orang untuk memproses ekspresi wajah dan mengontrol respon.
Fakta lainnya, para pemain game ini juga kurang memperhatikan rangsangan wajah dan kesulitan memproses informasi visual.
Hal-hal tersebut menjadi alasan mengapa para pemain game sering memiliki empati yang lebih rendah dari orang kebanyakan.
. Memicu Kerusakan Otak
Sumber foto: Variety
Penelitian lain menyebutkan bahwa game bergenre shooter juga berpotensi merusak otak dan meningkatkan risiko penyakit seperti depresi, skizofrenia, dan alzheimer.
Alasannya, para pemain game ini akan memiliki lebih sedikit neuron di bagian hippocampus yang berfungsi sebagai pusat memori di otak.
Studi dilakukan dengan melakukan scanning kepada 97 relawan sebelum dan sesudah bermain game selama 90 jam. Game yang dimainkan antara lain Call of Duty.
Sebaliknya, jika game yang dimainkan adalah game platform seperti Super Mario, kekuatan otak pemain justru meningkat.
3. Menyebabkan Orang Lain Terbunuh
Sumber foto: Ars Technica
Ada sebuah istilah yang disebut sebagai swatting. Secara sederhana, istilah tersebut merujuk kepada aksi lelucon untuk menipu pihak kepolisian sehingga mereka mengirimkan tim SWAT.
Nah, ada sebuah kasus terkait swatting ini hingga menyebabkan seorang pria bernama Andrew Finch tewas ditembak oleh pihak kepolisian!
Kejadian ini berawal dari dua gamer bernama Shane Gaskill dan Casey Viner yang sedang bermain game Call of Duty: WW2.
Mereka berdua terlibat perdebatan sengit karena masalah taruhan, hingga pada akhirnya saling mengancam akan melakukan aksi swatting.
Pada akhirnya, Viner menyuruh seseorang bernama Tyler Barriss untuk memanggil polisi untuk melaporkan kejahatan kekerasan di alamat yang diberikan oleh Gaskill.
Dalam laporan palsu yang dibuat oleh Barriss, disebutkan bahwa sedang terjadi pembunuhan dan penyanderaan di rumah tersebut, yang ternyata merupakan alamat Finch.
Hal tersebut membuat pihak kepolisian langsung menembak Finch saat ia membuka pintu. Padahal, Finch tidak sedang bermain game apapun ketika kejadian berlangsung, termasuk Call of Duty.
Pada akhirnya, Barriss dinyatakan bersalah atas kasus informasi palsu dan penipuan, cybertalking, mengancam akan merusak properti lain, dan lain sebagainya.
4. Menjadi Inspirasi Pembunuh
Sumber foto: South China Morning Post
Sebagai game yang sering mengambil tema peperangan, tentu banyak adegan pertempuran di dalam game CoD. Pahitnya, adegan-adegan tersebut banyak dimanfaatkan untuk hal yang salah.
Contohnya adalah kasus Adam Lanza. Pada bulan Desember tahun 2012, ia melakukan pembunuhan terhadap 28 orang, termasuk ibu kandungnya dan 20 anak-anak.
Kejadian tersebut terjadi di Sandy Hook Elementary School di daerah Newtown, Connecticut. Setelah melakukan aksinya, Lanza membunuh dirinya sendiri.
Keterangan dari pihak berwenang menyatakan bahwa pembunuhan massal yang dilakukan oleh Lanza terinspirasi dari game Call of Duty.
Lanza diketahui sangat kecanduan dengan game tersebut. Bahkan, ia belajar menggunakan senjata api yang ia gunakan untuk melancarkan aksinya melalui game tersebut.
5. Menjadi Inspirasi Teroris
Sumber foto: The Guardian
Tindak kejahatan yang dilakukan oleh seorang pria bernama Anders Behring Breivik ini bisa dibilang kejam dan tidak berkeperimanusiaan.
Terinspirasi dari game Call of Duty: Modern Warfare, ia bertanggung jawab atas kematian 77 orang akibat tindakan terorismenya!
Dari game tersebut, ia belajar bagaimana cara merakit bom, menggunakan senjata, dan melancarkan aksi teror di sejumlah tempat di Norwegia.
Aksinya dilakukan pada tahun 2011, di mana ia melakukan serangan bom dengan meledakkan mobil dan penembakan kepada orang-orang tak bersalah.
Atas perbuatannya, ia ditangkap oleh pihak kepolisian dan diberikan hukuman 21 tahun penjara, jumlah hukuman maksimal di Norwegia.
Tidak ada komentar